Total Pageviews

3412

Thursday, September 13, 2018

Langkah-Langkah Menentukan Masalah Gizi Masyarakat dan Faktor Penyebabnya

Menentukan masalah gizi yang terjadi di masyarakat dan mengidentifikasi faktor penyebabnya dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

A.    Analisis Situasi
Tujuan analisis situasi adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi pangan dan gizi di suatu daerah untuk menetapkan permasalahan. Dengan dilakukan analisis kita dapat memotret kondisi pangan dan gizi masyarakat yang sedang dihadapi suatu daerah serta faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi masyarakat. Analisis situasi dapat dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan atau dengan mengumpulkan data/informasi dari laporan-laporan atau publikasi yang ada.
Hal yang perlu diamati dalam Analisis Situasi adalah:
  1. Data Demografi
a.       total penduduk di wilayah kerja
b.  data penduduk rentan spt jmlh bumil, ibu melahirkan, bayi lahir,balita,anak sekolah, remaja,tenaga kerja,usia lanjut
c.       gambarkan distribusi penduduk
d.      jmlh penddk dapat dipakai sbg denumerator untuk menghitung rate at prevalensi

  1. Status Kesehatan  
Angka Morbiditas (angka kesakitan) dan Mortalitas (angka kematian)

  1. Perilaku Kesehatan :
a.       Kepercayaan (Health Believe)
b.      Gaya hidup
Gaya hidup meliputi pola konsumsi, kebiasaan olah raga, merokok, alkohol, zat adktif dan perilaku sex yg tdk aman
c.       Pola Pencarian Pengobatan
d.      Pertolongan persalinan
e.       Pemberian ASI  Eksklusif
f.       Penggunaan Garam Beryodium dan lain-lain


  1. Situasi Lingkungan Kesehatan

a.       Vektor penyakit : endemis malaria, dbd
b.      Air bersih : pam, pompa, sumur, mata air
c.       Fasilitas tempat bab: septic tank, kolam,sungai, lobang
d.      Lantai rumah : ubin, plester, kayu, bambu, tanah
e.       Sampah: industri, rumah tangga, pasar, rumah potong hewan

  1. Situasi program gizi:
Dilakukan untuk menemukan kelemahan2 yg mungkin ada dalam pelaksanaan program. Bisa menggunakan analisis secara sistem ( input, proses, out put).
Contoh out put prog gizi : Jumlah pemberian fe pd bumil, Jumlah balita yg ditimbang, Jmlh pemberian PMT dan lain-lain

  1. Persediaan pangan
Persediaaan pangan yang cukup akan menjamin konsumsi pangan yang berkualitas bagi penduduk. Keadaan pangan dapat diketahui dengan metode Food Balance Sheet (FBS) atau Neraca Bahan Makanan (NBM). Dengan FBS dapat diketahui perkiraan total produksi pangan, jumlah ekspor/impor, perubahan-perubahan dalam stok,pemakaian makanan untuk ternak, bibit,bahan baku industri pangan serta banyaknya pangan yang hilang,rusak atau tercecer.
Langkah-langkah perhitungan FBS :
a.  Menghitung kapasitas produksi makanan dalam satu tahun (berasal dari persediaan/ cadangan, produksi dan import bahan makanan dari suatu wilayah
b.  Dikurangi dengan pengeluaran untuk bibit, eksport, kerusakan pascapanen dan transportasi, diberikan untuk makanan ternak dan untuk cadangan.
c.       Jumlah makanan yang ada tersebut dibagi dengan jumlah penduduk
d.      Diketahui ketersediaan makanan per kapita per
tahun

  1. Distribusi pangan
Hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan distribusi pangan antara lain:
a.       Distribusi yang cepat dan lancar akan menjamin konsumsi pangan penduduk
b.      Transportasi dalam mengangkut hasil produksi perlu diperhatikan.
c.       Distribusi pangan dapat melalui pasar tradisional, warung,toko maupun Supermarket.

  1. Status Gizi penduduk
Status gizi menunjukkan keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan (requirement) zat gizi oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya). Status gizi bayi dan balita merupakan indikator status gizi masyarakat. Status gizi bayi dan balita merupakan indikator status gizi masyarakat.
Macam-macam penilaian status gizi :
1.      Penilaian status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik
2.      Penilaian status gizi secara tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : Survei Konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

B.     Membuat Rumusan Masalah
Masalah gizi adalah kesenjangan antara kondisi gizi di masyarakat dengan standar yang seharusnya.
Syarat rumusan masalah :

1. Harus menjelaskan 4W:What,Who,Where,When,+1 H: How
A.    Apa masalah gizi yang ada ? (WHAT)
Menjelaskan tentang masalah gizi yang ada bersifat Akut/ kronik, apakah terjadi seperti halnya trend di masa lalu dan apakah ada indikasi terjadi banyak masalah pada bulan tertentu.
B.     Siapa yang paling banyak terkena masalah gizi ? (WHO)
Kelompok khusus misalkan anak usia 1 – 3 tahun, balita, ibu hamil, ibu menyusui, WUS, Petani perempuan, nelayan perempuan dan lain-lain.
C.     Dimana Mereka Berada? WHERE
Menjelaskan dimana keberadaan masalah terebut, apakah daerah geografis khusus, daerah ekologis tertentu atau daerah dengan sosial ekonomi rendah seperti  Pegunungan, pantai kumuh
D.    Kapan?  When. Menjelaskan kapan terjadinya masalah gizi.
E.     Seberapa besar masalah gizi à How much prevalensi, insiden
Tahap :
1.      Hitung prevalensi, rata-rata, proporsi masalah gizi serta data yang lain
2.      Lihat trend dari waktu ke waktu
3.      Bandingkan dengan standar yang ada :
a.    Nasional, Regional, Provinsi
b.   Standar kesehatan masyarkat / gizi
















c.    Rangking dan tetapkan “Cut-Off Points”
d.   Buat peta masalah gizi
e.    Buat tabulasi silang dari indikator-indikator
f.    Gunakan uji statistik

2. Bersifat netral (Tidak mengandung uraian yang dapat diartikan sebagai hal menyalahkan orang lain, menggambarkan penyebab timbulnya masalah atau cara mengatasi masalah)


Contoh membuat rumusan masalah
  1. Sebanyak 10 % Balita di Kecamatan X mengalami gizi buruk karena petugasnya yang kurang mampu menjalankan tugasnya.

Rumusan masalah ini tidak baik, karena selain tidak menjelaskan bilamana masalah tersebut terjadi, juga mengandung uraian yang menyalahkan orang lain.
2. Sebanyak 10 % Balita di Kecamatan X mengalami gizi buruk, dan karena itu sebaiknya dilakukan program Pemberian Makanan Tambahan.
Rumusan masalah ini tidak baik, karena tidak menjelaskan bilamana masalah itu terjadi juga mengandung uraian tentang cara penyelesaian masalah

3.   Sebanyak 10 % Balita di Kecamatan X pada bulan September tahun 2010 mengalami gizi buruk
Rumusan masalah ini baik karena menjelaskan tentang
a.       Apa masalahnya? Masalah gizi buruk
b.      Siapa yang terkena ? Balita
c.       Dimana ? Di Kecamatan X
d.      Kapan ? Bulan September 2010
e.       Seberapa besar ? Ada 10 % yang terkena

C.    Mengidentifikasi Faktor Penyebab Masalah Kesehatan

Penyebab masalah gizi bersifat multi faktor/multi dimensi berkaitan dengan pertanian,  pendidikan, sosial ekonomi, lingkungan, kependudukan, politik dan ideology, swasta / industry. Menentukan kemungkinan berbagai penyebab masalah dilakukan melalui :

  1. Curah pendapat (brain storming) dengan membahas data yang dikumpulkan.
  2. Gunakan alat bantu diagram hubungan sebab-akibat (cause-effect diagram ) atau populer dengan sebutan diagram tulang ikan (fish bone diagram) atau bisa juga menggunakan pohon masalah
Perlu dilakukan pemeriksaan tentang kebenaran penyebab masalah (confirmation). Untuk itu, jika perlu lakukan pengumpulan data tambahan. Kemudian dilakukan uji statistic untuk mengidentifikasi penyebab masalah yang sebenarnya. Sisihkan daftar
penyebab masalah yang hasil uji statistiknya tidak bermakna.

Penentuan Akar Penyebab Masalah dengan Diagram Fishbone
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, misalnya berdasarkan teori H. L. Blum (Perilaku, Lingkungan, Yankes, Genetik). Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Langkah-langkah Pembuatan Fishbone
1.      Menyepakati pernyataan masalah
Sepakati sebuah pernyataan masalah. Pernyataan masalah ini diinterpretasikan sebagai “effect” atau secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”. Contoh : masalah mengenai tingginya
2.      Mengidentifikasi kategori-kategori
a.   Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai “cause” atau secara visual dalam fishbone seperti “tulang ikan”
b.  Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan situasi. Jumlah kategori biasanya sekitar 4 – 6 kategori, misalnya menggunakan teori H. L. Blum (Perilaku, Lingkungan, Yankes, Genetik) atau juga bisa menggunakan pendekatan system.
3.      Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming
a.    Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming. Gunakan data pada analisis situasi untuk memperkuat identifikasi kemungkinan penyebab
b.  Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama dimana sebab tersebut harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan.
c.  Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis diagonal.
d.  Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang” lebih kecil (sub-sebab) keluar dari garis horisontal tadi.
e.  Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan beberapa kategori.

Menganalisis diagram fish bone
Analisis membantu kita mengidentifikasi penyebab yang menjamin pemeriksaan lebih lanjut.
Diagram fishbone ini hanya mengidentifikasi kemungkinan penyebab. Diagram pareto dapat
digunakan untuk membantu kita menentukan penyebab yang akan pertama kita fokuskan.
  1. Lihat keseimbangan diagram:
a.    Jika ada kelompok dengan banyak item pada suatu area dapat mengindikasikan perlunya pengkajian lebih lanjut
b.   Jika ada kategori utama dengan sedikit penyebab minor dapat mengindikasikan perlunya indentifikasi lagi penyebab minornya.
c.    Jika ada beberapa cabang kategori utama hanya memiliki sedikit sub cabang, mungkin kita perlu mengkombinasikannya dalam satu kategori.
  1. Cari penyebab yang muncul berulang, mungkin penyebab ini adalah penyebab akar
  2. Cari apa yang bisa diukur dari setiap penyebab sehingga kita dapat mengkuantitaskan hasil atau akibat dari setiap perubahan yang kita lakukan
  3. Dan yang terpenting, identifikasi penyebabpenyebab yang dapat diambil tindakan

      Contoh Diagram Fishbone tentang masalah Cakupan ASI Eksklusif Pada Bayi <6 bulan





No comments:

Post a Comment