Kader
Posyandu adalah orang
dewasa, baik laki–laki
atau perempuan yang mau
bekerja secara sukarela
melakukan kegiatan–kegiatan kemasyarakatan kesejahteraan lanjut
usia.
Tugas
kader dalam posyandu
lanjut usia menurut Pedoman
Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia (Komnas
Lansia th 2010) antara lain:
- Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan pada kegiatan posyandu.
- Memobilisasi sasaran pada hari pelayanan posyandu.
- Melakukan pendaftaran sasaran pada pelayanan posyandu lanjut usia
- Melaksanakan kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan para lanjut usia dan mencatatnya dalam KMS atau buku pencatatan lainnya.
- Membantu petugas dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan pelayanan lainnya.
- Melakukan penyuluhan ( kesehatan, gizi, sosial, agama dan karya) sesuai dengan minatnya.
Syarat menjadi kader :
- Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat
- Dipilih oleh masyarakat sesuai prosedur setempat.
- Mau dan mampu bekerja sukarela
- Dapat membaca dan menulis
- Sabar dan memahami para lanjut usia.
- Jiwa pelopor pembaharuan dan penggerak masyarakat
Menurut Depkes RI (2000) ada dua peran kader
yaitu :
A. Peran kader saat posyandu (sesuai dengan
sistem lima meja) adalah:
- Melaksanakan pendaftaran (pada meja I).
- Melaksanakan pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan status mental (pada meja II).
- Membagikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) (pada meja III).
- Memberikan penyuluhan (pada meja IV).
- Memberi dan membantu pelayanan yang dilakukan oleh petugas puskesmas (pada meja V).
B. Peran kader di luar posyandu adalah:
- Mengajak kelompok lansia untuk datang pada hari kegiatan posyandu.
- Menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada, seperti pemberantasan penyakit menular, penyehatan rumah, pembersihan sarang nyamuk, pembuangan sampah, penyediaan sarana air bersih,menyediakan sarana jamban keluarga, pemberian pertolongan pertama pada penyakit, P3K dan dana sehat.
Indikator kemandirian :
- Mampu mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan pada kegiatan posyandu.
- Mampu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa.
- Mampu memobilisasi sasaran pada hari pelayanan posyandu.
- Mampu melakukan pendaftaran sasaran pada pelayanan posyandu lanjit usia.
- Mampu melaksanakan penimbangan berat badan para lanjut usia.
- Mampu melakukan pengukuran tinggi badan para lanjut usia.
- Mampu melakukan pengukuran tekanan darah para lanjut usia.
- Mampu mencatat hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan dalam KMS atau buku catatan lain.
- Mampu melakukan penyuluhan (kesehatan, gizi, sosial, agama dan karya) sesuai dengan minatnya.
- Mampu melakukan penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS.
- Memindahkan catatan-catatan pada KMS lansia ke dalam buku register atau buku bantu kader.
- Melakukan evaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu lansia pada bulan berikutnya.
- Melakukan kunjungan rumah untuk Penyuluhan Perorangan / sekaligus tindak lanjut untuk mengajak lansia untuk datang ke Posyandu lansia pada kegiatan bulan berikutnya.
- Mampu mendokumentasikan kegiatan posyandu lansia.
Tabel Indikator Kemandirian, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran
NO
|
INDIKATOR KEMANDIRIAN
|
DEFINISI OPERASIONAL
|
CARA PENGUKURAN
|
1
|
Mampu mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan pada
kegiatan posyandu
|
1.
Kader mampu menyebutkan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan posyandu
2.
Kader mampu
menyiapkan/meletakkan perlengkapan yang dibutuhkan utk kegiatan posyandu
|
Wawancara Kuisioner
Observasi
|
2
|
Mampu menyampaikan
rencana kegiatan kepada
kantor desa
|
Kader mampu
menyampaikan rencana kegiatan (tempat, waktu dan agenda
kegiatan) kepada pegawai kantor desa (wawancara)
|
Wawancara Kuisioner
|
3
|
Mampu memobilisasi sasaran pada hari pelayanan posyandu
|
1.
Kader lansia mampu membuat
pengumuman/undangan kepada sasaran
2.
Kader lansia mampu menghubungi
tokoh masyarakat untuk memobilisasi warga lansia untuk mengikuti posyandu
lansia
|
Wawancara Kuisioner atau
Observasi
Wawancara Kuisioner
|
4
|
Mampu melakukan pendaftaran sasaran pada pelayanan
posyandu lanjit usia
Cara pengukuran :
|
1.
Kader menyiapkan buku
pendaftaran peserta
2.
Kader mencatat nama jelas,
alamat dan nomor kontak peserta kegiatan posyandu lansia
|
Observasi
Observasi
|
5
|
Mampu
melaksanakan penimbangan berat badan para lanjut usia
|
Kader mampu melakukan penimbangan
berat badan para peserta sesuai dengan prosedur berikut ini :
1.
Kader menyiapkan dan meletakkan
alat ukur di lantai yg datar dan keras
2.
Kader memastikan alat
timbang menunjukkan angka
“00.00” sebelum melakukan penimbangan dengan
menekan alat timbang
tersebut.
3.
Ketika alat
timbang sudah menunjukkan
angka 00.00, kader
mintalah anak tersebut untuk berdiri di tengah-tengah alat
timbang.
4.
Kader memastikan posisi
badan lansia dalam keadaan
berdiri tegak, mata/kepala
lurus ke arah depan,
kaki tidak menekuk.
5.
Setelah lansia berdiri dengan
benar, secara otomatis
alat timbang akan menunjukkan hasil
penimbangan digital.
6.
Kader meminta sasaran
tersebut untuk turun dulu
dari timbangan dan
kader harus segera mencatat
hasil penimbangan tersebut
|
Observasi
|
6
|
Mampu melakukan pengukuran tinggi badan para lanjut
usia
|
Kader mampu melakukan
pengukuran tinggi badan para peserta posyandu lansi dengan prosedur berikut :
1.
Menunjukkan posisi lansia yang
akan diukur
2.
Menggabungkan bagian-bagian alat
ukur (sesuai petunjuk), dan pasang alas alat ukur. Kemudian pasang kunci
pengait alas alat ukur (besi berbentuk huruf U)
3.
Meletakkan alat ukur pada lantai
atau permukaan yang datar Melepas Alas kaki , penutup kepala/topi atau topi/peci
dari responden yang akan diukur
4.
Meminta lansia yang akan diukur
diminta naik ke alas alat ukur dengan posisi membelakangi alat ukur
5.
Meminta lansia berdiri tegak
pandangan lurus ke depan.
6.
MemPerhatikan titik lobang
telinga dengan ujung mata harus membentuk garis imajiner yang tegak lurus
terhadap dinding belakang alat ukur.
7.
Memperhatikan, dinding belakang
alat ukur harus berada ditengah to Kepala, bahu, punggung pantat dan tumit
menempel di dinding alat ukur. Bila ini tidak mungkin minimal 3 bagian yang
menempel di dinding alat ukur Posisi pengukur berada di depan yang diukur.
8.
Menggerakan alat geser sampai
menyentuk kepala, tidak terlalu ditekan. Bagian belakang alat geser hams
menempel rapat pada dinding belakang alat ukur Bila angka tinggi badan dibaca
dari arah depan:
9.
Membaca angka skala pada jendela
baca yang terletak pada bagian depan alat geser tepat di garis berwarna
merah. Bila angka tinggi badan dibaca dari skala yang terletak disamping:
membaca angka yang terletak di bagian bawah alat geser
|
Observasi
|
7.
|
Mampu melakukan pengukuran tekanan darah para lanjut
usia
|
Kader mampu melakukan
pengukuran tinggi badan para peserta posyandu lansi dengan prosedur berikut:
1.
Membantu peserta ke posisi yang nyaman dengan lengan
tersokong dan telapak tangan menghadap keatas.
2.
Membuka lengan baju dan
digulung.
3.
Meletakkan tensimeter sejajar
dengan jantung.
4.
Memasang manset tensimeter pada
lengan atas 2-3 cm diatas vena cubiti dengan pipa karet berada di bagian luar
lengan. Manset dipasang tidak terlalu kencang atau terlalu longgar.
5.
Menempatkan bagian telinga
stetoskop ke dalam telinga dan pastikan bunyi terdengar jelas dan tidak
samar.
6.
Meraba denyut arteri brachialis
lalu stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut.
7.
Menutup skrup balon karet,
pengunci raksa dibuka. Selanjutnya balon dipompa diatas sistolik normal
klien. Bila tidak mengetahui tekanan sistolik normal klien, tekan arteri
radialis klien sampai denyut nadi
arteri radialis tidak terdengar lagi dan air raksa di dalam pipa gelas naik.
8.
Membuka skrup balon
perlahan-lahan sehingga air raksa turun perlahan-lahan. Sambil memperhatikan
turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir.
9.
Proses selesai, kempiskan manset
dan rapikan lansia.
|
Observasi
|
8
|
Mampu mencatat hsail pengukuran tinggi badan dan berat
badan dalam KMS atau buku catatan lain
|
Kader menuliskan hasil pengukuran tinggi badan, berat
badan dan tekanan darah pada KMS dengan benar
|
Observasi
|
9
|
Mampu melakukan penyuluhan (kesehatan, gizi, sosial,
agama dan karya) sesuai dengan minatnya.
|
Kader mampu melakukan
penyuluhan (kesehatan, giz, sosial, agama dan karya) sesuai dengan minatnya
|
Observasi
|
10
|
Mampu melakukan penyuluhan kesehatan perorangan
berdasarkan KMS
|
Kader mampu melakukan
penyuluhan kesehatan berkaitan dengan hasil pengukuran tinggi badan, berat
badan, tekanan darah maupun keluhan-keluhan yang dirasakan oleh peserta
posyandu lansia
|
Observasi
|
11
|
Memindahkan
catatan-catatan pada KMS
lansia ke dalam
buku register atau buku
bantu kader.
|
Kader mampu memindahkan catatan-catatan
pada KMS Lansia ke dalam buku register atau buku bantu kader dengan benar
|
Observasi
|
12
|
Melakukan
evaluasi hasil kegiatan
dan merencanakan kegiatan
hari posyandu lansia pada
bulan berikutnya.
|
Kader mengevaluasi kegiatan
posyandu dan merencanakan rencana pelaksanaan (hari, tanggal, waktu, agenda) posyandu
di bulan berikutnya
|
Wawancara kuisinoer dan
observasi
|
13
|
Melakukan
kunjungan rumah untuk
Penyuluhan Perorangan / sekaligus
tindak lanjut untuk
mengajak lansia untuk
datang ke Posyandu lansia
pada kegiatan bulan
berikutnya
|
Kader melakukan kunjungan rumah
untuk penyuluhan perorangan sebagai tindak lanjut hasil pengukuran dan
keluhan yang dirasakan pada saat kegiatan posyandu lansia. Kemudian mengajak
lansia tersebut untuk datang ke
posyandu lansia pada kegiatan bulan berikutnya.
|
Wawancara kuisioner
|
14
|
Mampu mendokumentasikan kegiatan posyandu lansia
|
Kader mampu membuat dokumentasi
setiap kegiatan posyandu lansia dan mengarsipnya
|
Observasi
|
No comments:
Post a Comment