Laboratorium klinik memegang peranan sangat penting dalam penegakan diagnosa kondisi kesehatan. Hal ini menyebabkan persaingan bisnis jasa antar laboratorium klinik menjadi sangat ketat. Kondisi ini akan menjadi tantangan bagi laboratorium klinik untuk meningkatkan kualitas pelayanannya demi mendapakan kepuasan pelanggan.
Pada praktek dan teori pemasaran jasa layanan kesehatan, kepuasan pelanggan telah menjadi konsep penting dan tujuan utama bagi aktivitas bisnis. Kepuasan pelanggan akan berdampak pada beberapa aspek krusial seperti terciptanya pelanggan yang loyal, meningkatnya citra positif instansi/perusahaan, meningkatnya efisiensi dan produktivitas pegawai, berkurangnya biaya transaksi masa depan, berkurangnya elastisitas harga dan lain-lain. Kenyataan dewasa ini bahwa meraih pelanggan baru jauh lebih sulit daripada mempertahankan pelanggan lama, juga menjadi faktor pemicu para provider untuk menjadikan kepuasan pelanggan sebagai perhatian utama.
Peningkatan kualitas pelayanan laboratorium klinik, idealnya tidak hanya didasarkan pada kebijakan internal manajemen, tetapi harus juga memikirkan bagaimana respon pengguna jasa terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Dengan demikian, diperlukan metode pengukuran kepuasan serta harapan pelanggan sehingga mendapatkan masalah pelayanan yang mereka terima. Selanjutnya bilamana sudah didapatkan masalah/kesenjangan hasil penilaian kepuasan maka pertanyaan selanjutnya adalah masalah mana yang perlu diutamakan/diprioritaskan agar dapat menentukan upaya perbaikan yang efektif dan efisien.
Tulisan ini bertujuan untuk menjawab kedua pertanyaan diatas dengan sistimatika penjelasan diawali dengan metoda pengukuran kepuasan sekaligus kesenjangan yang terjadi dan dilanjutkan dengan teori metoda penentuan prioritas masalah yang akan diselesaikan. Di setiap akhir pembahasan, akan diberikan contoh aplikasi/penerapannya pada laboratorium kesehatan.
Pembahasan
Pengukuran Kualitas Jasa dengan Mengukur Kepuasan Pelanggan
Pengukuran kualitas jasa layanan atau produk, pada hakikatnya dapat dilakukan melalui pengukuran kepuasan pelanggan yang ditunjukkan melalui harapan dan kinerja yang dirasakan atau perceived performance. (Fandy Tjiptonon, 2001)
Untuk mengukur kepuasan atas jasa layanan yang diberikan, salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode ServQual. Dalam metode ini, responden diminta untuk menilai tingkat harapan mereka terhadap attribute pelayanan dan sekaligus menilai tingkat persepsi yang mereka rasakan terhadap pelayanan yang diterima. (Saleh, 2014).
SERVQUAL adalah alat yang digunakan untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan serta kesenjangan yang ada dalam model kualitas jasa. Alat ini dimaksudkan untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan dan kesenjangan (gap) yang ada dimodel kualitas jasa. Adapun bentuk formulasi pengukuran kualitas jasa sebagai berikut (Tjiptono, 2008):
Services Quality = Perception – Expectation. (Savransky, 2000)
- Tangibles : penampilan fisik, peralatan, personil, material-material komunikasi
- Reliability : kemampuan untuk melaksanakan service yang telah dijanjikan secara akurat dan dapat diandalkan
- Responsiveness : kemampuan untuk membantu pengguna jasa dan penyediaan service yang cepat
- Assurance : pengetahuan dan kesopanan dari karyawan dan kemampuan mereka untuk mendapatkan kepercayaan pengguna jasa
- Empathy : sikap perduli, perhatian secara individu yang diberikan oleh perusahaan kepada pengguna jasa
Tabel 1. Dimensi, Variabel dan Contoh Pertanyaan
Dimensi
|
Variabel
|
Pertanyaan
|
Tangible
|
X1
|
Memiliki gedung yang
bersih dan rapi
|
X2
|
Memiliki Fasilitas
yang canggih dan modern
|
|
X3
|
Memiliki papan petunjuk/infomasi
yang jelas
|
|
X4
|
Memiliki karyawan yang
berpenampilan rapi dan berseragam
|
|
X5
|
Memilki ruang pelayanan
yang nyaman dan bersih
|
|
X6
|
Kebersihan Ruang
Tunggu
|
|
X7
|
Fasilitas pendukung
yang disediakan (TV, AC, Toilet dan lain-lain)
|
|
Reliability
|
X8
|
Jadwal pelayanan
pemeriksaan yang tepat waktu
|
X9
|
Petugas memberikan
pelayanan pemeriksaan dengan cepat dan akurat
|
|
X10
|
Prosedur pelayanan
yang tidak membingungkan pasien
|
|
X11
|
Jadwal pengambilan
hasil pemeriksaan tepat waktu
|
|
Responsiveness
|
X12
|
Petugas cepat dan tanggap
dalam membantu keluhan pasien
|
X13
|
Petugas memberikan
Informasi dengan jelas dan mudah dimengerti
|
|
X14
|
Pelayanan pembayaran
yang cepat
|
|
Assurance
|
X15
|
Jaminan keamanan dalam
pelayanan
|
X16
|
Petugas laboratorium
berpengalaman dalam memberikan pelayanan kesehatan
|
|
X17
|
Cara/teknik
pengambilan spesimen oleh petugas laboratorium
|
|
X18
|
Petugas laboratorium
memiliki kemampuan dalam memberikan pelayanan
|
|
X19
|
Petugas Laboratorium
memiliki kejujuran dan mampu menjaga rahasia pasien
|
|
Emphaty
|
X20
|
Keramahan staf di
pelayanan front office
|
X21
|
Keramahan petugas
laboratorium saat pemeriksaan
|
|
X22
|
Memberikan pelayanan
kepada pasien tanpa memandang status sosial
|
|
X23
|
Memberikan perhatian
terhadap keluhan pasien
|
Setelah dilakukan pengukuran persepsi dan ekspektasi pelanggan, hasil kemudian direkap dan disajikan seperti tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Hasil Pengukuran Persepsi dan Ekspektasi serta Pengolahan Nilai Gap
Variabel
|
Persepsi
|
Ekspektasi
|
Gap
|
Variabel
|
Persepsi
|
Ekspektasi
|
Gap
|
X1
|
4.54
|
4.43
|
0.11
|
X13
|
4.01
|
4.41
|
-0.4
|
X2
|
4.54
|
4.41
|
0.13
|
X14
|
4.37
|
4.24
|
0.13
|
X3
|
3.71
|
4.39
|
-0.68
|
X15
|
4.24
|
4.50
|
-0.26
|
X4
|
3.79
|
4.33
|
-0.54
|
X16
|
4.35
|
4.25
|
0.10
|
X5
|
4.60
|
4.48
|
0.12
|
X17
|
4.34
|
4.27
|
0.07
|
X6
|
4.50
|
4.37
|
0.13
|
X18
|
4.40
|
4.30
|
0.10
|
X7
|
3.72
|
4.35
|
-0.63
|
X19
|
4.40
|
4.39
|
0.01
|
X8
|
4.42
|
4.37
|
0.05
|
X20
|
4.39
|
4.38
|
0.01
|
X9
|
4.53
|
4.36
|
0.17
|
X21
|
4.44
|
4.31
|
0.13
|
X10
|
3.87
|
4.48
|
-0.61
|
X22
|
4.50
|
4.33
|
0.17
|
X11
|
4.34
|
4.28
|
0.06
|
X23
|
4.44
|
4.38
|
0.06
|
X12
|
3.95
|
4.38
|
-0.43
|
|
Penentuan Prioritas Masalah
Supriyanto dan Damayanti (2007) menjelaskan metode CARL untuk penentuan prioritas masalah dalam buku Perencanaan dan Evaluasi. Metode CARL adalah salah satu cara atau teknik untuk menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Dengan metode CARL, prioritas masalah ditentukan skoringnya berdasarkan kriteria tertentu antara lain kemampuan (capability), kemudahan (accessibility), kesiapan (readiness), serta pengungkit (leverage). Semakin besar skor yang diperoleh, maka semakin besar pula suatu masalah yang dihadapi, sehingga menjadi semakin tinggi letaknya pada urutan prioritasnya. Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di bidang kesehatan. Metode CARL didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberikan skor 0-10. Kriteria CARL yang dimaksud, mempunyai penjelasan sebagai berikut :
C
|
:
|
Capability yaitu ketersediaan sumber daya
organisasi (dana, sarana dan peralatan)
|
A
|
:
|
Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada apakah
mudah atau sulit diatasi. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode/ cara/ teknologi dan juga termasuk penunjang pelaksanaan seperti peraturan
atau petunjuk pelaksanaan.
|
R
|
:
|
Readiness yaitu kesiapan tenaga pelaksana untuk
mengatasi masalah tersebut maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau
kemampuan dan motivasi.
|
L
|
:
|
Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria
yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
|
Nilai total merupakan hasil perkalian: C x A x R x L. Langkah inti pelaksanaan Metode CARL antara lain :
1. Pemberian skor pada masing-masing alternatif pemecahan masalah dan perhitungan hasilnya.
- Tulis atau daftarlah masalah yang sudah diperole dari hasil pengukuran kesenjangan (gap).
- Tentukan skor atau nilai (0-10) yang akan diberikan pada daftar masalah berdasarkan kesepakatan bersama.
- Berikan skor atau nilai untuk setiap masalah berdasarkan kriteria CARL ( C x A x R x L ).
2. Menentukan prioritas berdasarkan hasil ranking. Urutkan pemecahan masalah menurut prioritasnya berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada langkah pertama.
Contoh simulasi penghitungan skoring CARL ditunjukkan pada tabel 3.
Dari hasil pengolahan nilai gap (Tabel 2), diketahui terdapat variabel dengan nilai gap negatif yang merupakan masalah pelayanan. Maka variabel dengan nilai gap terbesar bisa didaftar untuk dilakukan skoring CARL untuk menentukan prioritas masalah. Dalam contoh ini, saya mengambil 6 variabel dengan nilai gap terbesar.
Tabel
3. Perhitungan Skor CARL dan Urutan
Prioritas Masalah
VARIABEL
|
MASALAH
|
C
|
A
|
R
|
L
|
TOTAL
|
RANKING
|
X3
|
Papan petunjuk
Infomasi yang kurang jelas
|
7
|
8
|
8
|
6
|
2688
|
V
|
X7
|
Kurangnya fasilitas
pendukung yang disediakan (TV, AC, Toilet dan lain-lain)
|
5
|
6
|
6
|
8
|
1440
|
VI
|
X10
|
Prosedur pelayanan
dianggap membingungkan pasien
|
8
|
7
|
7
|
9
|
3528
|
III
|
X4
|
Karyawan kurang
berpenampilan bersih dan berseragam
|
6
|
8
|
9
|
7
|
3024
|
IV
|
X12
|
Petugas kurang cepat dan
tanggap dalam membantu keluhan pasien
|
8
|
8
|
9
|
9
|
5184
|
I
|
X13
|
Petugas kurang memberikan
Informasi dengan jelas dan mudah dimengerti
|
8
|
9
|
8
|
7
|
4032
|
II
|
Dari hasil perhitungan skor CARL, dapat diketahui bahwa urutan prioritas masalah yang segera diselesaikan antara lain :
- Petugas kurang cepat tanggap dalam membantu keluhan pasien
- Petugas kurang memberikan Informasi yang jelas dan mudah dimengerti
- Prosedur pelayanan dianggap membingungkan pasien
- Karyawan kurang berpenampilan seragam dan rapi
- Papan petunjuk Infomasi yang kurang jelas
- Kurangnya fasilitas pendukung yang disediakan (TV, Toilet, AC dan lain-lain)
Dengan adanya urutan masalah yang sudah diprioritaskan, pihak manajemen dapat membuat altetrnatif program untuk meningkatkan kepuasan pelanggan secara efektif.
Kesimpulan
Metode ServQual dapat digunakan sebagai salah satu metode pengukuran kepuasan dengan mengukur harapan dan kinerja yang dirasakan. Kesenjangan (gap) hasil pengukuran dapat ditentukan prioritas dengan metode CARL dengan mempertimbangkan aspek kemampuan (capability), kemudahan (accessibility), kesiapan (readiness), serta pengungkit (leverage). Dengan demikian, program yang dihasilkan diharapkan lebih efektif dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Parasuraman A, Zeithaml and Berry L. Leonard, 1990. Delivering Quality Service: Balancing Customer Perceptions And Expectations. New York : The Free Press.
Saleh Muwafik, 2014. PSC : Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Retrieved from http://muwafikcenter.lecture.ub.ac.id/2014/05/psc-pengukuran-kepuasan-pelanggan/
Savransky, 2000. Engineering of Creativity. New York : CRC Press.
Sugito H. Strategi Pemasaran dan pengendalian mutu produk. pusat pengembangan bisnis dan manajemen, 2005 Retrieved from http://hadisugito.fadla.or.id
Supriyanto dan Damayanti. 2007. Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya : Airlangga University Press
Tjiptono H. 2000. Kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan dan customer relationship management. Pemasaran jasa. Percetakan Bayumedia.
Tjiptono, F. dan Chandra, G., 2008. Service Management. Yogyakarta : Penerbit Andi
Tjiptono F, 2001. Total Quality Manajemen. Edisi Revisi. Cetakan IV. Yogyakarta: Penerbit Andi.
No comments:
Post a Comment