Total Pageviews

Monday, September 10, 2018

Contoh Aplikasi Health Belief Model (HBM)


Aplikasi Health Belief Model

Karena motivasi kesehatan adalah fokus utamanya, HBM cocok untuk mengatasi masalah perilaku yang menimbulkan masalah kesehatan (misalnya, perilaku seksual berisiko tinggi dan kemungkinan tertular HIV). Secara bersama, enam komponen HBM memberikan kerangka yang berguna untuk merancang strategi perubahan perilaku jangka pendek dan jangka panjang. Ketika menerapkan HBM untuk merencanakan program kesehatan, praktisi harus berupaya memahami tentang seberapa rentan yang dirasakan populasi target terhadap masalah kesehatan tersebut, apakah mereka percaya itu serius, dan apakah mereka percaya tindakan akan mengurangi ancaman (threat) dengan biaya tertentu yang dapat diterima. Mencoba untuk melakukan perubahan pada faktor-faktor ini bukanlah upaya sederhana. Tabel dibawah ini mengungkap bagaimana strategi yang mungkin dapat dilakukan berdasarkan konsep HBM.

Konsep, Definisi dan Strategi Perubahan dalam Health Belief Model (Glanz et.al, 2008)
Konsep
Definisi
Strategi Perubahan
Perceived susceptibility
Keyakinan tentang kesempatan mengalami resiko atau mendapatkan kondisi atau penyakit.


1.   Definisikan populasi (s) pada risiko, tingkat risiko
2.   Personalisasi risiko berdasarkan karakteristik seseorang atau tingkah laku
3.   Buat kerentanan yang dipersepsikan lebih konsisten dengan risiko aktual individu

Perceived severity
Keyakinan tentang seberapa serius suatu kondisi dan sekuelnya

Tentukan konsekuensi risiko dan kondisi
Perceived benefits
Keyakinan akan keberhasilan tindakan yang disarankan untuk mengurangi risiko atau keseriusan dampak

Tentukan tindakan yang harus diambil: bagaimana, di mana, kapan; memperjelas efek positif yang diharapkan
Perceived barriers
Keyakinan tentang hambatan dari tindakan yang disarankan
Identifikasi dan kurangi hambatan yang dirasakan melalui jaminan, koreksi kesalahan informasi, insentif, dan bantuan

Cues to action
Strategi untuk mengaktifkan “kesiapan”
Berikan informasi cara, promosikan kesadaran, gunakan sistem pengingat yang tepat.
Self-efficacy
Keyakinan dalam kemampuan seseorang untuk mengambil tindakan
Berikan pelatihan dan bimbingan dalam melakukan tindakan yang direkomendasikan

Gunakan pengaturan sasaran progresif

Beri penguatan verbal

Demonstrasikan yang diinginkan
perilaku

Kurangi kecemasan

Teori HBM dapat diaplikasikan dalam beberapa kasus sebagai berikut :

1. Aplikasi teori HBM untuk perilaku berhenti merokok pada remaja

Perceived Susceptibility
Untuk mendukung perubahan perilaku individu agar berhenti merokok, ditanamkan suatu pengertian bahwa setiap orang baik pria, wanita, tua, muda, kaya, miskin dapat terkena penyakit akibat merokok. Rokok mengandung 4000 bahan kimia dan 200 diantaranya sangat beracun bagi tubuh manusia.

 Perceived Severity
Menjelaskan kepada perokok tentang penyakit dapat muncul sebagai akibat dari asap rokok antara lain kanker paru, jantung koroner, stroke, hipertensi, bahkan kematian.

 Perceived Benefits
Untuk mendukung perubahan perilaku individu agar berhenti merokok, ditanamkan suatu pengertian bahwa terdapat banyak manfaat yang diperoleh jika berhenti merokok. Manfaat tersebut diantaranya seperti dapat mengurangi risiko terkena penyakit akibat rokok sehingga tubuh akan lebih sehat dan bugar, menghemat pengeluaran, serta melindungi keluarga dan orang sekitar dari dampak buruk asap rokok.

 Perceived Barriers
Sebelum individu memutuskan untuk mengadopsi perilaku baru yaitu berhenti merokok, ia akan dihadapkan pada situasi yang dapat menghambat perubahan perilaku. Penghambat tersebut yaitu diantaranya hasrat dari dalam individu untuk cenderung merokok, dan lingkungam pergaulan yang tidak mendukung perilaku baru. Dalam hal ini individu harus dimotivasi dan diyakinkan bahwa hal-hal tersebut tidak ada artinya jika dibandingkan dengan manfaat yang akan diperoleh jika ia berhenti merokok.

Self Efficacy
Perokok harus dimotivasi agar percaya diri dapat merubah perilakunya serta mampu mengatasi hambatan yang akan muncul seperti perasaan tidak nyaman, dijauhi teman, dan lain-lain. Hal ini penting untuk dilakukan agar mengurangi resiko relaps atau kambuh melakukan perilaku merokok kembali.

Cues to action
Cues to action merupakan faktor pencetus perilaku berhenti merokok, diantaranya adalah informasi bahaya merokok yang dapat diakses dari fasilitas pelayanan kesehatan, institusi pendidikan, bahkan di tempat umum lainnya. Selain itu cues to action dapat berupa nasihat dari orang dekat seperti keluarga ataupun teman sebaya, yang diharapkan dapat memberikan dukungan serta nasihat yang positif untuk menciptakan perubahan perilaku untuk berhenti merokok. Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) juga dapat menjadi salah satu faktor pencetus perubahan perilaku berhenti merokok.


2. Aplikasi HBM terhadap ketidakpatuhan penderita hipertensi dengan risiko penyakit jantung dan stroke.

Kampanye screening tekanan darah tinggi sering mengidentifikasi orang-orang yang berisiko tinggi untuk penyakit jantung dan stroke, tetapi mereka tidak merasa mengalami gejala apa pun. Karena mereka tidak merasa sakit, mereka mungkin tidak mengikuti instruksi untuk mengambil obat yang diresepkan atau menurunkan berat badan. HBM dapat berguna untuk mengembangkan strategi untuk menghadapi ketidakpatuhan dalam situasi seperti itu.
      
      Perceived susceptibility
Menurut HBM, orang yang tidak bergejala mungkin tidak mengikuti pengobatan yang ditentukan kecuali mereka menerimanya, meskipun mereka tidak memiliki gejala, mereka sebenarnya memiliki penyakit hipertensi. Oleh karena itu, pada tahap ini, mereka perlu mendapat penjelasan mengenai resiko penyakit yang akan diderita oleh sesorang yang menderita hipertensi.   

Perceived severity
Mereka harus memahami bahwa konsekuensi hipertensi dapat menyebabkan keparahan yaitu serangan jantung dan stroke


 Perceived benefits
Untuk mengurangi dampak hipertensi, penderita disarankan untuk mengikuti program pengendalian hipertensi seperti mengatus pola makan, perubahan gaya hidup dan lain-lain. Selain itu, dimotivasi untuk mengkonsumsi obat yang diresepkan sebelumnya. Dalam hal ini, penderita hipertensi perlu diyakinkan bahwa melakukan program dan mengkonsumsi obat yang diresepkan akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan status kesehatannya. 

 Perceived barriers
Mengikuti program dan konsumsi obat secara teratur mungkin menimbulkan ketidaknyamanan karena belum terbiasa. 

Cues to action
Perlu reminder seperti surat pengingat, SMS/WA dan kalender minum obat untuk mendorong orang untuk secara konsisten mengikuti rekomendasi dokter mereka.

Self-efficacy
Bagi mereka yang di masa lalu, mengalami kesulitan menurunkan berat badan atau mempertahankan berat badan, kontrak perilaku dapat membantu mencapai tujuan jangka pendek yang dapat dicapai untuk membangun kepercayaan diri. Selain itu mereka perlu dimotivasi agar percaya diri bahwa mereka mampu mengikuti program dan mengatasi segala hambatan yang muncul.


3. Aplikasi HBM untuk Pencegahan Kanker Payudara

Perceived Susceptibility
Perlu dilakukan pejelasan bahwa setiap perempuan memiliki resiko menderita kanker payudara.

 Perceived Severity
Para perempuan perlu difahamkn bahwa kanker payudara adalah penyakit yang membahayakan dan menyakitkan sehingga diperlukan langkah pencegahan.

 Perceived Benefits
Perempuan didorong untuk melakukan pencegahan yang mudah, simpel dan tanpa biaya yaitu dengan melakukan SADARI (periksa payudara sendiri).

 Perceived Barriers
Hambatan yang mungkin muncul adalah perempuan harus menghitung masa subur terlebih dahulu sebelum melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) sehingga muncul keengganan dalam melakukannya.

 Cues to action
Melakukan SADARI dan membuat jadwal masa menstruasi sehingga dapat mengetahui masa subur. Selain itu perlu peran media poster untuk mengkampanyekan SADARI. Poster dapat ditempatkan di pasar, toko ataupun di balai RT/RW tempat berkumpulnya para Ibu. Poster tersebut dapat berfungsi sebagai pengingat maupun menambah pengetahuan mengenai cara SADARI yang benar.  

No comments:

Post a Comment