A. Analisis
Situasi
Tujuan analisis situasi
adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi pangan dan
gizi di suatu daerah untuk menetapkan permasalahan. Dengan dilakukan analisis
kita dapat memotret kondisi pangan dan gizi masyarakat yang sedang dihadapi
suatu daerah serta faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi masyarakat.
Analisis situasi dapat dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan atau
dengan mengumpulkan data/informasi dari laporan-laporan atau publikasi yang
ada.
Hal yang perlu diamati
dalam Analisis Situasi adalah:
- Data Demografi
a.
total
penduduk di wilayah kerja
b. data
penduduk rentan spt jmlh bumil, ibu melahirkan, bayi lahir,balita,anak sekolah,
remaja,tenaga kerja,usia lanjut
c.
gambarkan
distribusi penduduk
d.
jmlh
penddk dapat dipakai sbg denumerator untuk menghitung rate at prevalensi
- Status
Kesehatan
Angka Morbiditas (angka kesakitan) dan Mortalitas (angka kematian)
- Perilaku
Kesehatan :
a.
Kepercayaan
(Health Believe)
b.
Gaya
hidup
Gaya hidup meliputi pola konsumsi, kebiasaan olah raga, merokok, alkohol, zat adktif dan
perilaku sex yg tdk aman
c.
Pola Pencarian Pengobatan
d.
Pertolongan persalinan
e.
Pemberian ASI Eksklusif
f.
Penggunaan Garam Beryodium dan lain-lain
- Situasi
Lingkungan Kesehatan
a.
Vektor
penyakit : endemis malaria, dbd
b.
Air
bersih : pam, pompa, sumur, mata air
c.
Fasilitas
tempat bab: septic tank, kolam,sungai, lobang
d.
Lantai
rumah : ubin, plester, kayu, bambu, tanah
e.
Sampah:
industri, rumah tangga, pasar, rumah potong hewan
- Situasi program gizi:
Dilakukan untuk menemukan kelemahan2 yg mungkin ada dalam
pelaksanaan program. Bisa menggunakan analisis secara sistem ( input, proses, out
put).
Contoh out put prog gizi : Jumlah pemberian fe pd bumil,
Jumlah balita yg ditimbang, Jmlh pemberian PMT dan lain-lain
- Persediaan pangan
Persediaaan pangan yang
cukup akan menjamin konsumsi pangan yang berkualitas bagi penduduk. Keadaan
pangan dapat diketahui dengan metode Food Balance Sheet (FBS) atau Neraca Bahan
Makanan (NBM). Dengan FBS dapat diketahui perkiraan total produksi pangan,
jumlah ekspor/impor, perubahan-perubahan dalam stok,pemakaian makanan untuk
ternak, bibit,bahan baku industri pangan serta banyaknya pangan yang
hilang,rusak atau tercecer.
Langkah-langkah
perhitungan FBS :
a. Menghitung kapasitas produksi makanan dalam
satu tahun (berasal dari persediaan/ cadangan, produksi dan import bahan
makanan dari suatu wilayah
b. Dikurangi dengan pengeluaran untuk bibit, eksport,
kerusakan pascapanen dan transportasi, diberikan untuk makanan ternak dan untuk
cadangan.
c.
Jumlah makanan yang ada tersebut dibagi dengan
jumlah penduduk
d.
Diketahui ketersediaan makanan per kapita
per
tahun
- Distribusi pangan
Hal-hal yang harus
diperhatikan berkaitan dengan distribusi pangan antara lain:
a.
Distribusi yang cepat dan lancar akan
menjamin konsumsi pangan penduduk
b.
Transportasi dalam mengangkut hasil
produksi perlu diperhatikan.
c.
Distribusi pangan dapat melalui pasar
tradisional, warung,toko maupun Supermarket.
- Status Gizi penduduk
Status gizi menunjukkan
keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan (intake) dan
kebutuhan (requirement) zat gizi oleh tubuh untuk berbagai fungsi
biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan,
dan lainnya). Status gizi bayi dan balita merupakan indikator status gizi
masyarakat. Status gizi bayi dan balita merupakan indikator status gizi
masyarakat.
Macam-macam
penilaian status gizi :
1. Penilaian
status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi
empat penilaian yaitu antropometri,
klinis, biokimia dan biofisik
2.
Penilaian status gizi secara tidak
langsung
Penilaian
status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : Survei Konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
B. Membuat Rumusan Masalah
Masalah gizi adalah kesenjangan antara
kondisi gizi di masyarakat dengan standar yang seharusnya.
Syarat
rumusan masalah :
1. Harus menjelaskan 4W:What,Who,Where,When,+1
H: How
A.
Apa masalah gizi
yang ada ? (WHAT)
Menjelaskan
tentang masalah gizi yang ada bersifat Akut/ kronik, apakah terjadi seperti
halnya trend di masa lalu dan apakah ada indikasi terjadi banyak masalah pada
bulan tertentu.
B.
Siapa yang
paling banyak terkena masalah gizi ? (WHO)
Kelompok khusus misalkan
anak usia 1 – 3 tahun, balita, ibu hamil, ibu menyusui, WUS, Petani perempuan,
nelayan perempuan dan lain-lain.
C.
Dimana Mereka
Berada? WHERE
Menjelaskan
dimana keberadaan masalah terebut, apakah daerah geografis khusus, daerah
ekologis tertentu atau daerah dengan sosial ekonomi rendah seperti Pegunungan, pantai kumuh
D.
Kapan? When.
Menjelaskan kapan terjadinya masalah gizi.
E.
Seberapa besar masalah gizi à How much prevalensi,
insiden
Tahap :
1. Hitung
prevalensi, rata-rata, proporsi masalah gizi serta data yang lain
2. Lihat
trend dari waktu ke waktu
3. Bandingkan
dengan standar yang ada :
a. Nasional,
Regional, Provinsi
d.
Buat peta masalah gizi
e.
Buat tabulasi silang dari
indikator-indikator
f.
Gunakan uji statistik
2. Bersifat
netral (Tidak mengandung uraian yang dapat diartikan sebagai hal menyalahkan
orang lain, menggambarkan penyebab timbulnya masalah atau cara mengatasi
masalah)
Contoh membuat rumusan masalah
- Sebanyak 10 % Balita di Kecamatan X mengalami gizi buruk karena petugasnya yang kurang mampu menjalankan tugasnya.
Rumusan masalah ini tidak
baik, karena selain tidak menjelaskan bilamana masalah tersebut terjadi, juga
mengandung uraian yang menyalahkan orang lain.
2. Sebanyak
10 % Balita di Kecamatan X mengalami gizi buruk, dan karena itu sebaiknya
dilakukan program Pemberian Makanan Tambahan.
Rumusan masalah ini tidak
baik, karena tidak menjelaskan bilamana masalah itu terjadi juga mengandung
uraian tentang cara penyelesaian masalah
3. Sebanyak
10 % Balita di Kecamatan X pada bulan September tahun 2010 mengalami gizi buruk
Rumusan masalah ini baik karena menjelaskan tentang
a.
Apa masalahnya? Masalah gizi buruk
b.
Siapa yang terkena ? Balita
c.
Dimana ? Di Kecamatan X
d.
Kapan ? Bulan September 2010
e.
Seberapa besar ? Ada 10 % yang terkena
C.
Mengidentifikasi
Faktor Penyebab Masalah Kesehatan
Penyebab masalah gizi
bersifat multi faktor/multi dimensi berkaitan dengan pertanian, pendidikan, sosial ekonomi, lingkungan,
kependudukan, politik dan ideology, swasta / industry. Menentukan kemungkinan
berbagai penyebab masalah dilakukan melalui :
- Curah pendapat (brain storming) dengan membahas data yang dikumpulkan.
- Gunakan alat bantu diagram hubungan sebab-akibat (cause-effect diagram ) atau populer dengan sebutan diagram tulang ikan (fish bone diagram) atau bisa juga menggunakan pohon masalah
Perlu dilakukan
pemeriksaan tentang kebenaran penyebab masalah (confirmation). Untuk
itu, jika perlu lakukan pengumpulan data tambahan. Kemudian dilakukan uji
statistic untuk mengidentifikasi penyebab masalah yang sebenarnya. Sisihkan
daftar
penyebab masalah yang
hasil uji statistiknya tidak bermakna.
Penentuan Akar Penyebab Masalah dengan
Diagram Fishbone
Fishbone diagram akan
mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan
menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan
dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, misalnya berdasarkan teori H.
L. Blum (Perilaku, Lingkungan, Yankes, Genetik). Setiap kategori mempunyai
sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Langkah-langkah
Pembuatan Fishbone
1.
Menyepakati pernyataan masalah
Sepakati sebuah
pernyataan masalah. Pernyataan masalah ini diinterpretasikan sebagai “effect”
atau secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”. Contoh : masalah
mengenai tingginya
2.
Mengidentifikasi kategori-kategori
a. Dari
garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Setiap
cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab ini
diinterpretasikan sebagai “cause” atau secara visual dalam fishbone seperti
“tulang ikan”
b. Kategori
sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan
situasi. Jumlah kategori biasanya sekitar 4 – 6 kategori, misalnya menggunakan
teori H. L. Blum (Perilaku, Lingkungan, Yankes, Genetik) atau juga bisa
menggunakan pendekatan system.
3.
Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara
brainstorming
a. Setiap
kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Gunakan data pada analisis situasi untuk memperkuat identifikasi kemungkinan
penyebab
b. Saat
sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama dimana sebab tersebut harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di bawah kategori yang mana
gagasan tersebut harus ditempatkan.
c. Sebab-sebab
ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari
garis diagonal.
d. Pertanyakan
kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang” lebih kecil (sub-sebab)
keluar dari garis horisontal tadi.
e. Satu
sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan
beberapa kategori.
Menganalisis
diagram fish bone
Analisis membantu kita
mengidentifikasi penyebab yang menjamin pemeriksaan lebih lanjut.
Diagram fishbone ini
hanya mengidentifikasi kemungkinan penyebab. Diagram pareto dapat
digunakan untuk membantu
kita menentukan penyebab yang akan pertama kita fokuskan.
- Lihat keseimbangan diagram:
a. Jika ada kelompok dengan banyak item pada
suatu area dapat mengindikasikan perlunya pengkajian lebih lanjut
b. Jika ada kategori utama dengan sedikit
penyebab minor dapat mengindikasikan perlunya indentifikasi lagi penyebab
minornya.
c. Jika ada beberapa cabang kategori utama
hanya memiliki sedikit sub cabang, mungkin kita perlu mengkombinasikannya dalam
satu kategori.
- Cari penyebab yang muncul berulang,
mungkin penyebab ini adalah penyebab akar
- Cari apa yang bisa diukur dari setiap
penyebab sehingga kita dapat mengkuantitaskan hasil atau akibat dari
setiap perubahan yang kita lakukan
- Dan yang terpenting, identifikasi
penyebab‐penyebab
yang dapat diambil tindakan
Contoh Diagram Fishbone tentang masalah Cakupan ASI
Eksklusif Pada Bayi <6 bulan